Saturday, May 22, 2021

Nafsu Bukan Dihilangkan , Tetapi Dikendalikan Apakah Sablon Bisa Dihilangkan?

Nafsu Bukan Dihilangkan , Tetapi Dikendalikan

Hallo, selamat malam, pada kali ini akan membawakan tentang Apakah sablon bisa dihilangkan? Nafsu Bukan Dihilangkan , Tetapi Dikendalikan simak selengkapnya 

 Oleh: Syaripudin Zuhri

Kau tak pernah bisa sombong, mengapa ? Karena kamu sering kali kalah, melawan anak buah tubuhmu sendiri. Jangankan yang besar-besar, melawan rasa ngantuk yang datang, anda pernah terlena. Bila keinginan buang hadast halus alias besar, kamupun tidak bisa menahannya, kalah, kudu dituruti keduanya, jangan meraba-raba menahannya behari-hari, penyakit akan segera dating!

Dengan penyakit flu alias sakit geraham saja, kau pernah terampun-ampun, teriak-teriak sendirian, jengkel dan sebagainya, Itu belum disiksa di neraka, baru hanya sakit geraham saja. Belum lagi bila napsu datang susah payah anda melawannya dan acap kali anda kalah, hingga belis tertawa. Para Malaikatpun menangis karenanya, dan Allah SWT “tersenyum” melihat hamba-hambaNya yang tersesat di jalanNya.

Kaupun mungkin angkat tangan dengan anak-anak santri dalam pendekatan dirinya kepada Allah SWT.

Jangankan dengan getah perca kiayi, dengan santrinya saja, sekali lagi mungkin sahaja kalah, walaupun mereka di jaman sekarang sedia yang muncul belum saatnya, bagai dikarbit, alias dipaksa digunakan buat untuk menarik perhatian public di TV-TV, maka ditambahkan gelar kiayi haji alias ustadz di depan nama “anak kemarin sore”, itu sah-sah saja, siapa tahu dengan gelar tersebut  justru menjadi motivasi yang sangat apik buat bertingkah laku sesuai dengan gelar yang disandangnya, Insya Allah.



Kita kembali atas kekalahan, loh mengapa yang diceritakan tentang kekalahan, bukan kemenangan? Bukankah ini akan menjadi penyurut langkah alias tidak positif? Mungkin sedia yang menyanggah demikian, tetapi segala Sesuatu tergantung dari mana cara memandangnya. Karena sesuatu yang apik sahaja bisa disalah artikan bila yang digunakan kacamata negative. Buktinya? Tak mencuntumkan ayat Qur’an alias hadist sahaja di sebuah tulisan, sedia yang “meyanyangkan”.

Nafsu Bukan Dihilangkan , Tetapi Dikendalikan

Pernah sedia hambaNya yang sholeh jalan-jalan bersama murid-muridnya, dan ketika sedia bangkai seekor kambing tergelatak dijalan, muridnya bilang” bangkai menjijikan!”, Namun yang hambanNya yang sholeh bilang kepada murid-muridnya” lihat giginya yang putih!” Apa itu artinya? Bendanya sama, tapi cara melihatnya berbeda, yang satu melihat kejelaknnya, yang lainnya melihat yang bagusnya.

 Nah begitu juga dengan cerita tentang kegagalan alias membicarakan masalah kalah. Dalam segala segi anda berkelaluan di keadaan kalah, kalah dan kalah. Kapan anda bisa menang? Jawabnya, bila anda bisa balela dan memerangi hawa napsumu sendiri dan napsu tersebut dikendalikan olehmu, bukan anda yang dikendalikan oleh nafsu yang sedia di di dirimu.

Jadi, selama anda yang dikendalikan oleh hawa napsu, selama itu pula anda akan kalah, dan kegagalan balela hawa napsu berakibat setan makin tambah temannya ialah kau, Malaikat menangis dan kaupun di akherat nanti termasuk orang-orang yang merugi  dan tempatnya adalah di neraka jahanam, itulah seburuk-buruknya tempat. Mari kita berlindung kepadaNya dari panasnya bara neraka hancur tersebut.

Makanya Nabi bersabda:Peperangan yang terbesar adalah bentrokan senjata balela hawa napsumu sendiri” karena bentrokan senjata balela napsu sipatnya abstrak, musuhnya tak kelihatan, tak nampak jadi, tak bisa dikalahkan dengan senjata fisik apapun, pedang, golok, pistol, meriam, bom  nuklir sekalipun tidak mampu menghancurkan hawa nafsu yang sedia di badan manusia. Senjata fisik apapun namanya, tak berguna buat balela hawa napsu, akibat hawa nafsu bukan benda fisik tapi meta fisik, imajiner dan begitu halusnya mengalir di badan manusia.



Napsumu dapat dikalahkan, juga bukan dengan imanmu, karena imanmupun bahkan acap kali kalah, akalmupun tidak dapat balela napsumu, sering kali akal bahkan dipermainkan napsumu! Benar sekali sabda Beliau, bentrokan senjata terbesar adalah balela hawa nafsu yang sedia di badan bani Adam sendiri, bentrokan senjata Badar belum apa-apa. Kalau pakai asal usul bentrokan senjata modern, bentrokan senjata Dunia Pertama(PD I) dan Perang Dunia ke Dua (PD II) itu belum apa-apa.

Pada PD I dan PD II bani Adam saling menghancurkan bani Adam lainnya denagn senjata-senjata modern, dan jutaan bani Adam tewas karenannya, bani Adam dikalahkan oleh hawa nasunya seorang diri di bentrokan senjata adam itu. Itu bentrokan senjata bukan melepaskan apa-apa, bukan akibat Allah SWT. Beda dengan bentrokan senjata Badar, bentrokan senjata yang menegakan akidah Allah, bentrokan senjata balela kaum kafir Qurois,  perang menegakan Dinul Islam. Namun di sabda Beliaupun Perang Badar masih bentrokan senjata kecil, bentrokan senjata besar yang sesungguhnya adalah bentrokan senjata balela hawa nafsu sendiri.

Jadi, apa yang dapat balela hawa napsumu seorang diri alaias balela bentrokan senjata besar itu? Tiada lain adalah iradah Allah, anugerah Allah, kehendak Allah, dorongan hati Allah, rakhmat Allah, kasih sayang Allah, ridho Allah, petunjuk Allah dan seterusnya. Mengapa semua itu berasal dari Allah? Ya, akibat hawa napsu diciptakan Allah Dan Dialah yang dapat menaklukannya alias  melenyapkannya.

Tanpa bersandar kepadaNya, bani Adam tidak mampu balela hawa nafsu yang berada di dirinya sendiri, maka itulah bani Adam diajarkan balela hawa nafsu dengan banyak-banyak istigfar kepadaNya, mohon ampun kepadaNya, sering-sering puasa, akibat dengan puasa  bani Adam dilatih buat mengekang hawa nafsunya sendiri. Baik dengan puasa wajib di bulan ramadhan ataupun puasa sunnah, Senin dan Kamis beserta puasa sunnah lainnya dan dengan pasrah kepadaNya.

Sikap pasrah kepada Allah SWT, setelah berusaha, membawa jiwa menjadi tenang. Sikap menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT berdampak sangat afirmatif ialah hati menjadi lapang dan lega. Sikap tak bergantung atas apa dan siapapun, kecuali kepada Allah SWT menimbulkan gajak penuh percaya diri, tidak merasa kehilangan atas sesuatu, tidak merasa rugi tidak mendapat sesuatu, tetap tabah dan tenang tanpa gejolak.

Bergantung atas manusia, siapapun dia, bisa-bisa menjadi stress! Mengapa?  Karena bani Adam lainpun punya persoalan masing-masing, apalagi bergantung atas anak buah lain yang tak bisa dipegang omongannya, kalau kata orang”tak bisa dipegang buntutnya, akibat pembicaraannya mencla mencle, pagi bilang tahu, sore bilang tempe”  wah bisa-bisa nelangsa akibat mengikutinya.

Nafsu Bukan Dihilangkan , Tetapi Dikendalikan

Maka kembalikanlah semua urusan, kepada yang Maha Pengurus Segala urusan, Dialah Allah SWT, yakinlah Allah tak akan menyia-nyiakanmu. Pasrah, tawakal Alallah, berusaha, lalu berserah badan kepadaNya, Insya Allah anda tak akan menjadi goncang, pikiramu tenang dan hawa nafsumu akan tunduk dan dapat anda taklukan, bukan dihilangkan, karena kalau hawa nafsu dihilangkan, bani Adam berhenti menjadi manusia! Itu berarti bani Adam menjadi malaikat yang tidak punya hawa nafsu, bila itu terjadi adam akan sepi! Ingat, anda belaka berusaha, tetapi Tuhanlah yang menentukan.

Itulah gajak yang bisa menaklukkan hawa nafsu yang sedia atas badan manusia, kepasrahan habis-habis-an kepadaNya yang Maha Kuasa, yang Maha Bijaksana, yang Maha Perkasa. Kalau sedia yang masih bilang, “saya pernah pasrah habis-habis-an kepadaNya, kok hawa nafsu masih sahaja menang?” Berarti sedia sesuatu yang salah, tidak mungkin bani Adam yang pernah pasrah habis-habis-an kepadaNya dapat dikalahkan oleh hawa nafu, itu mustahil.  Karena anak buah yang benar-benar taqwa kepadaNya dengan habis-habis-an akan dapat perlindungan dariNya, itu janjiNya.



Bila hawa nafsumu pernah dapat ditaklukan , maka jadilah anda pemenang sejati, kaulah bani Adam unggul, anda bani Adam yang pernah dapat menaklukkan hawa nafsu dengan cara mengendalikannya. Dengan begitu jadilah anda pemenang yang hakiki, pemenang asli atas bentrokan senjata besar, bentrokan senjata sesungguhnya, bentrokan senjata balela hawa nafsu.

Dan uniknya lagi bentrokan senjata balela hawa nafsu tidak bisa diakui kemenangannya oleh badan sendiri, dan bila anda berkata” saya pernah menang balela nafsu” Maka atas saat bersamaan anda pernah angkat tangan lagi, mengapa? Karena anda pernah agul lagi dengan kata-kata bagai itu, anak buah agul temannya belis dan belis sangat dekat dengan hawa nafsu!

Moskow, 4 April 2013.

Sekian penjelasan tentang Nafsu Bukan Dihilangkan , Tetapi Dikendalikan semoga tulisan ini bermanfaat salam

tulisan ini diposting pada label , tanggal 22-05-2021, di kutip dari https://www.eramuslim.com/oase-iman/nafsu-bukan-dihilangkan-tetapi-dikendalikan.htm